Satgas Nusantara Imbau Masjid

Depok - Satgas Nusantara melakukan tarawih keliling selama bulan puasa ini. Dalam safari Ramadan ini, polisi mengimbau para ulama tidak melakukan ceramah-ceramah yang bernada provokatif.

"Kan sudah disampaikan beberapa waktu yang lalu, para kiai dan para ustad mengatakan kita membicarakan di masjid itu yang baik-baik tidak masalah, tapi kalau masjid dipakai untuk provokasi orang dan mempengaruhi orang, ya itu tidak baik," kata Kasatgas Nusantara Irjen Gatot Edy Pramono, Jumat (25/5/2018).

Hal itu diungkapkan Gatot setelah melakukan tarawih keliling di Masjid Al-Aula, Jl Haji Maksum, Sawangan, Kota Depok. Hadir pula Wakasatgas Nusantara Brigjen Fadil Imran, Kapolresta Depok Kombes Didik Sugiarto, dan sejumlah pejabat lainnya. 


Tarawih keliling merupakan salah satu program khusus Satgas Nusantara di bulan Ramadan. Selain di Depok dan Jakarta, Satgas Nusantara akan melakukan safari Ramadan di beberapa daerah lainnya selama Ramadan ini.

"Tujuan utamanya adalah melaksanakan silaturahmi kepada sesama umat Islam. Kedua, kedatangan kami ke sini bersama para ulama, kiai, para ustaz, dan mubalig untuk menjaga situasi keamanan yang sudah baik, sudah kondusif, dan sudah aman tetap baik sampai seterusnya," jelasnya.


Selain tarawih keliling, Satgas Nusantara akan melaksanakan kegiatan berkaitan dengan kerohanian di bulan Ramadan ini. Satgas Nusantara akan memberikan pesan-pesan kamtibmas kepada masyarakat dalam ceramahnya di masjid-masjid.

Satgas Nusantara dibentuk untuk menjaga stabilitas politik menjelang pilpres nanti. Satgas Nusantara bertugas menurunkan suhu politik selama tahapan pesta demokrasi 2019.

"Alhamdulillah pilkada nanti secara umum kondusiflah, khususnya Depok ya, yang melaksanakan pilkada gubernur. Alhamdulillah dengan bantuan seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh lainnya serta pemda, sampai hari ini aman, tertib, kondusif, dan sejuk," ungkapnya. 

Situasi kondusif ini diharapkan terus terjaga meski pesta demokrasi telah usai. Siapa pun pemimpin yang terpilih, masyarakat diharapkan bisa menerimanya.

"Tentu kita semua berharap sampai selesai nanti tanggal 27, sampai penghitungan suara, sampai siapa pun nanti yang menang bisa tetap seperti sekarang ini. Jangan sampai karena perbedaan memilih calon, kita merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Biar masyarakat memilih sesuai kehendak masing-masinglah. Jangan sampai rusak ini dengan cara black campaign, negative campaign, berita hoax, terlebih lagi isu-isu SARA," paparnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Pendidikan Gratis Gus Ipul-Puti

Rhoma Irama 'Menggoyang' Pilgub Jabar

6,7 Juta Orang Terancam Tak Bisa Nyoblos