Peluang Anies di Pilpres Tak Bisa Disamakan dengan Jokowi

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan didorong Gerindra menjadi salah satu kandidat cawapres untuk Prabowo Subianto. NasDem mengingatkan Anies soal momentum politik sebelum membuat keputusan. Anggota Dewan Pakar NasDem Teuku Taufiqulhadi menyebut, peluang Anies tak bisa disamakan dengan eks Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat memutuskan maju Piilpres 2014. Kala itu, menurutnya, momentum Jokowi menjadi capres sangat tepat. 

"Misal momentum itu adalah Pak Jokowi harus hari itu jadi calon presiden, dan beliau mengambilnya. Belum tentu momentum itu akan kembali lagi 5 tahun berikutnya," kata Taufiqulhadi di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/3/2018).


Taufiqulhadi pun memberi pesan kepada Anies agar jangan sampai salah melihat momentum. Jika salah, jabatan Anies pun dinilai akan hilang.

"Kalau juga salah melihat momentum, apa yang kita pupuk sekarang akan hilang semuanya. Jadi barangkali itu bukan momentum yang tepat, tapi kita juga memaksa nanti. Kita ke sana tidak, ini sudah hilang nanti," pesan Taufiqulhadi.  Anies saat ini sedang diterpa permasalahan penataan Tanah Abang. Ombudsman perwakilan Jakarta menyatakan Anies melanggar hukum dalam menata kawasan perbelanjaan itu dengan memanfaatkan jalan jadi tempat jualan. 

Jika Anies tetap memutuskan maju pilpres di tengah prahara Tanah Abang, Taufiqulhadi meminta mantan Mendikbud itu untuk menghitung detail peluangnya. Beberapa hal dinilai mesti dipertimbangkan Anies sebelum bersikap. 

"Biasa saja dalam politik itu, tidak ada sempurna ya kan. Tapi semuanya harus dihitung, dihitung mediumnya, lawannya, dihitung, semuanya harus dihitung," kata anggota Komisi III DPR itu.  Seperti diketahui, nama Anies menjadi salah satu kandidat yang dipertimbangkan Gerindra menjadi cawapres Prabowo Subianto. Anies disebut kandidat yang paling berpeluang menjadi cawapres ketum Gerindra itu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Pendidikan Gratis Gus Ipul-Puti

Rhoma Irama 'Menggoyang' Pilgub Jabar

6,7 Juta Orang Terancam Tak Bisa Nyoblos